Pengikut

Jumat, 31 Januari 2014

masalah dalam hidup

Masalah???
Apa pernah sobat terkena masalah??
Lalu mengapa masalah selalu ada dalam hidup kita?? Akankah hidup ini bebas dari masalah?? Sobat pernah putus asa seiring masalah bertambah banyak??
Ya, disini saya akan membahas tentang masalah, masalah adalah problem, ujian, cobaan. Itu pendapat saya, sebenarnya banyak arti masalah itu sendiri tergantung bagaimana kita melihat dari sudut pandang yang mana. Ya, menurut guru saya hidup ini adalah masalah, sejak kita di kandungan dan kita bersaksi bahwa Alloh itu ada, maka kita lahir di dunia ini juga harus siap menanggung apa yang telah kita katakan saat kita di beri pertanyaan oleh malaikat ketika kita di kandungan ibu.  Kita mungkin sebal dengan hidup ini, selalu ada saja masalah yang ada, meski seperti itu setiap orang pasti memiliki masalah, takkan ada orang yang tak pernah memiliki masalah dalam hidup ini, Alloh menguji kita melalui masalah, ujian, dan bahkan bencana, itu menandakan bahwa Alloh sayang terhadap kita, kurang apa coba?? Kita di beri nikmat yang banyak sekali bahkan jika kita menghitung nikmat yang telah diberikan oleh Alloh niscaya kita kita bisa menghitungnya..subhanallah
Lalu mengapa masalah selalu hadir di hidup ini?? Kapan ujung permasalahan itu selesai?? Kita tidak bisa mengetahui kapan akhir dari masalah yang kita hadapi, karna kita hidup sesuai skenario Alloh. Dan kita bisa mengubahnya dengan perubahan, sehingga kita bisa saja tidak melakukan skenario Alloh, namun akan ada ujian saat kita memilih jalan yang tidak sesuai skenario Alloh... namun bukan berati jika kita hidup sesuai skenario Alloh alloh tidak akan menguji kita. So, langsung saja ya sobat… menurut kalian bagaimana sih cara kalian menghadapi  masalah kalian sendiri??apa kalian terlalu sering menganggapnya enteng? Atau justru menghindari masalah ?
Menurut spiritualis bernama Wayne W. Dyer mengatakan bahwa, sebetulnya tidak ada yang namanya masalah. Masalah hanya bentukan persepsi kita yang seharusnya dapat diabaikan oleh kesadaran. Meskipun tidak sepenuhnya setuju – sebab masalah itu seharusnya ada, saya kira kita dapat mengikuti maksudnya. Tujuannya adalah agar kita dapat memandang masalah itu dengan cara baru, sehingga kita dapat melepaskan diri darinya. Tidak baik jika kita tinggal diam dan hanya ‘menikmati’ masa-masa sulit tanpa berbuat apa-apa.
Menarik bahwa tips & trik atau cara disini adalah buah dari renungan atas Mazmur 42:5.
“Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepadaNya, penolongku dan Allahku! (Mazmur 42:5).”
1. Gunakan kesadaran Anda sebagai manusia utuh. Daripada memikirkan masalah atau pemecahannya, lebih baik kita bergerak ke jalan yang baru: jangan pikirkan masalah itu dulu. Dengan menggunakan kesadaran yang kita miliki, kita harus mengabaikan pikiran yang mengatakan bahwa situasi yang sedang kita hadapi itu sangat ‘complicated’. Ingat bahwa pikiran bukanlah diri kita yang sebenarnya. Kita diciptakan segambar dengan Allah (imago Dei), sehingga tidak mungkin bahwa diri kita yang sepenuhnya terwakili dalam pikiran. Allah tidak diwakili hanya melalui pikiranNya, jadi kitapun tidak mungkin terwakili hanya melalui pikiran kita. Dengan prinsip ini, gunakanlah kesadaran kita yang sepenuhnya sebagai ciptaan Allah yang utuh, untuk melihat masalah itu sebagai sesuatu yang dapat ditangani. Intinya, kesadaran Anda harus mampu mengatakan, “Ini dapat diatasi”.
Kesadaran seperti inilah yang dialami Daud ketika ia bertanya pada dirinya sendiri: “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah dalam diriku?” Alih-alih menikmati perasaan gelisah saat menghadapi masalah, Daud keluar dari perasaannya sendiri. Sebagai manusia utuh dan beriman, kesadaran dirinya menyadarkan bahwa perasaannya (baca: pikirannya) tidak dapat dipertahankan. Perasaan dan pikirannya yang gelisah malah harus dipertanyakan. Maka, gunakanlah kesadaran seperti yang dicontohkan Daud ini untuk keluar dari masalah sobat.
1.      Berorientasi pada apa yang sobat harapkanPengharapan seseorang kepada TUHAN berperan penting untuk melepaskan diri dari masa sulit. Kesadaran Daud memerintahkan dirinya sendiri untuk menaruh pengharapan pada TUHAN: “Berharaplah kepada Allah!”
Di satu sisi, pengharapan ini akan membuat Anda tidak merasa sendirian lagi di dalam penderitaan. Merasa sendirian ketika menghadapi masalah dan kesulitan sangat umum terjadi. Dan saya rasa, inilah penyebab mengapa orang ingin bunuh diri saat menghadapi masalah!
Di sisi lain, pengharapan akan membuat sobat belajar menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Jika sobat mampu berharap pada sesuatu, bukankah itu berarti kita menyadari bahwa masalah tidak dapat ditangani sendirian? Masalah tidak dapat diselesaikan dengan hanya mengandalkan faktor internal (misalnya pikiran dan rencana Anda). Untuk menyelesaikan masalah diperlukan faktor eksternal dan transenden. Faktor yang kedua ini hanya dapat ditemukan melalui pengharapan kepada Allah. 
2.      Berpikir positif dan sibukkan diri kita dengan sesuatu yang positif. Pengharapan kepada TUHAN juga membantu kita untuk melihat ke arah yang positif. Bukankah Daud tadi mengatakan pengarapan itu membuat dia “akan bersyukur lagi kepadaNya”? Ini adalah sesuatu yang menakjubkan. Sehari-harinya Daud adalah raja yang tentu harus menghadapi banyak masalah. Tapi ia yakin bahwa pengharapannya akan membuat dia dapat bersyukur lagi.
Syukur adalah kata pujian yang disertai dengan perasaan sukacita. Itu adalah kata yang hanya dapat diungkapkan dengan pikiran yang positif. Aneh rasanya jika orang mengucapkan syukur dengan pikiran negatif. Oleh sebab itu, sangat baik jika kita menaruh pikiran dan perasaan positif atas masalah yang kita hadapi. Seperti ungkapan seorang filsuf: “phanta rei”, segala sesuatu mengalir, dan tentunya pengalaman pahit dan sulit akan berubah juga. Sekali lagi, pikiran yang positif akan membantu kita menghadapi masalah. Dan jagalah pikiran positif itu dengan sesuatu yang positif, misalnya dengan berdoa, menyanyikan kidung pujian, mengucapkan syahadat (pengakuan iman), meditasi, atau yang lainnya.
3.      Gunakan pertolongan dan solusi yang diberikan Allah. Allah adalah penolong sebab ia berkuasa atas segala sesuatu. Ia berkuasa untuk mengatasi ketakutan, kekuatiran, sakit hati, pergumulan, penyakit, penderitaan atau apapun itu. Persoalannya kita cenderung melupakan itu sehingga tidak ‘memanfaatkannya’ dengan baik. Ini kelihatan dari betapa seringnya orang hanya mengandalkan pikiran dan pengertiannya untuk menghadapi masalah. Penulis Amsal mengatakan kepada kita: “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri” (Amsal 3:5). Ini adalah peringatan bagi kita untuk mengingat Allah dalam setiap keadaan. Nah sobat itu sekilas tentang pandangan masalah yang ada di hidup kita semoga kita tetap bisa mengambil manfaatnya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar