Masalah???
Apa pernah sobat
terkena masalah??
Lalu mengapa
masalah selalu ada dalam hidup kita?? Akankah hidup ini bebas dari masalah??
Sobat pernah putus asa seiring masalah bertambah banyak??
Ya, disini saya
akan membahas tentang masalah, masalah adalah problem, ujian, cobaan. Itu
pendapat saya, sebenarnya banyak arti masalah itu sendiri tergantung bagaimana
kita melihat dari sudut pandang yang mana. Ya, menurut guru saya hidup ini
adalah masalah, sejak kita di kandungan dan kita bersaksi bahwa Alloh itu ada,
maka kita lahir di dunia ini juga harus siap menanggung apa yang telah kita
katakan saat kita di beri pertanyaan oleh malaikat ketika kita di kandungan
ibu. Kita mungkin sebal dengan hidup
ini, selalu ada saja masalah yang ada, meski seperti itu setiap orang pasti
memiliki masalah, takkan ada orang yang tak pernah memiliki masalah dalam hidup
ini, Alloh menguji kita melalui masalah, ujian, dan bahkan bencana, itu
menandakan bahwa Alloh sayang terhadap kita, kurang apa coba?? Kita di beri
nikmat yang banyak sekali bahkan jika kita menghitung nikmat yang telah
diberikan oleh Alloh niscaya kita kita bisa menghitungnya..subhanallah
Lalu mengapa
masalah selalu hadir di hidup ini?? Kapan ujung permasalahan itu selesai?? Kita
tidak bisa mengetahui kapan akhir dari masalah yang kita hadapi, karna kita
hidup sesuai skenario Alloh. Dan kita bisa mengubahnya dengan perubahan,
sehingga
kita bisa saja tidak
melakukan skenario Alloh, namun akan ada ujian saat kita memilih jalan yang
tidak sesuai skenario Alloh... namun bukan berati jika kita hidup sesuai
skenario Alloh alloh tidak akan menguji kita. So, langsung saja ya sobat…
menurut kalian bagaimana sih cara kalian menghadapi masalah kalian sendiri??apa kalian terlalu
sering menganggapnya enteng? Atau justru menghindari masalah ?
Menurut spiritualis bernama Wayne W. Dyer mengatakan
bahwa, sebetulnya tidak ada yang namanya masalah. Masalah hanya bentukan
persepsi kita yang seharusnya dapat diabaikan oleh kesadaran. Meskipun tidak
sepenuhnya setuju – sebab masalah itu seharusnya ada, saya kira kita dapat
mengikuti maksudnya. Tujuannya adalah agar kita dapat memandang masalah itu
dengan cara baru, sehingga kita dapat melepaskan diri darinya. Tidak baik jika
kita tinggal diam dan hanya ‘menikmati’ masa-masa sulit tanpa berbuat apa-apa.
Menarik bahwa tips & trik atau cara disini adalah
buah dari renungan atas Mazmur 42:5.
“Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah
dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi
kepadaNya, penolongku dan Allahku! (Mazmur 42:5).”
1. Gunakan kesadaran
Anda sebagai manusia utuh. Daripada memikirkan masalah atau pemecahannya, lebih
baik kita bergerak ke jalan yang baru: jangan pikirkan masalah itu dulu. Dengan
menggunakan kesadaran yang kita miliki, kita harus mengabaikan pikiran yang mengatakan
bahwa situasi yang sedang kita hadapi itu sangat ‘complicated’. Ingat bahwa
pikiran bukanlah diri kita yang sebenarnya. Kita diciptakan segambar dengan
Allah (imago Dei), sehingga tidak mungkin bahwa diri kita yang sepenuhnya
terwakili dalam pikiran. Allah tidak diwakili hanya melalui pikiranNya, jadi kitapun
tidak mungkin terwakili hanya melalui pikiran kita. Dengan prinsip ini,
gunakanlah kesadaran kita yang sepenuhnya sebagai ciptaan Allah yang utuh,
untuk melihat masalah itu sebagai sesuatu yang dapat ditangani. Intinya,
kesadaran Anda harus mampu mengatakan, “Ini dapat diatasi”.
Kesadaran seperti inilah yang dialami Daud ketika ia
bertanya pada dirinya sendiri: “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan
gelisah dalam diriku?” Alih-alih menikmati perasaan gelisah saat menghadapi
masalah, Daud keluar dari perasaannya sendiri. Sebagai manusia utuh dan
beriman, kesadaran dirinya menyadarkan bahwa perasaannya (baca: pikirannya)
tidak dapat dipertahankan. Perasaan dan pikirannya yang gelisah malah harus
dipertanyakan. Maka, gunakanlah kesadaran seperti yang dicontohkan Daud ini
untuk keluar dari masalah sobat.
1.
Berorientasi pada apa
yang sobat harapkanPengharapan seseorang kepada TUHAN berperan penting untuk
melepaskan diri dari masa sulit. Kesadaran Daud memerintahkan dirinya sendiri
untuk menaruh pengharapan pada TUHAN: “Berharaplah kepada Allah!”
Di satu sisi, pengharapan ini akan membuat Anda tidak
merasa sendirian lagi di dalam penderitaan. Merasa sendirian ketika menghadapi
masalah dan kesulitan sangat umum terjadi. Dan saya rasa, inilah penyebab
mengapa orang ingin bunuh diri saat menghadapi masalah!
Di sisi lain, pengharapan akan membuat sobat belajar
menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Jika sobat mampu berharap pada
sesuatu, bukankah itu berarti kita menyadari bahwa masalah tidak dapat
ditangani sendirian? Masalah tidak dapat diselesaikan dengan hanya mengandalkan
faktor internal (misalnya pikiran dan rencana Anda). Untuk menyelesaikan
masalah diperlukan faktor eksternal dan transenden. Faktor yang kedua ini hanya
dapat ditemukan melalui pengharapan kepada Allah.
2.
Berpikir positif dan
sibukkan diri kita dengan sesuatu yang positif. Pengharapan kepada TUHAN juga
membantu kita untuk melihat ke arah yang positif. Bukankah Daud tadi mengatakan
pengarapan itu membuat dia “akan bersyukur lagi kepadaNya”? Ini adalah sesuatu yang
menakjubkan. Sehari-harinya Daud adalah raja yang tentu harus menghadapi banyak
masalah. Tapi ia yakin bahwa pengharapannya akan membuat dia dapat bersyukur
lagi.
Syukur adalah kata pujian yang disertai dengan
perasaan sukacita. Itu adalah kata yang hanya dapat diungkapkan dengan pikiran
yang positif. Aneh rasanya jika orang mengucapkan syukur dengan pikiran
negatif. Oleh sebab itu, sangat baik jika kita menaruh pikiran dan perasaan
positif atas masalah yang kita hadapi. Seperti ungkapan seorang filsuf: “phanta
rei”, segala sesuatu mengalir, dan tentunya pengalaman pahit dan sulit akan
berubah juga. Sekali lagi, pikiran yang positif akan membantu kita menghadapi
masalah. Dan jagalah pikiran positif itu dengan sesuatu yang positif, misalnya
dengan berdoa, menyanyikan kidung pujian, mengucapkan syahadat (pengakuan
iman), meditasi, atau yang lainnya.
3.
Gunakan pertolongan dan
solusi yang diberikan Allah. Allah adalah penolong sebab ia berkuasa atas
segala sesuatu. Ia berkuasa untuk mengatasi ketakutan, kekuatiran, sakit hati,
pergumulan, penyakit, penderitaan atau apapun itu. Persoalannya kita cenderung
melupakan itu sehingga tidak ‘memanfaatkannya’ dengan baik. Ini kelihatan dari
betapa seringnya orang hanya mengandalkan pikiran dan pengertiannya untuk
menghadapi masalah. Penulis Amsal mengatakan kepada kita: “Percayalah kepada
Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri”
(Amsal 3:5). Ini adalah peringatan bagi kita untuk mengingat Allah dalam setiap
keadaan. Nah sobat itu sekilas tentang pandangan masalah yang ada di hidup kita semoga kita tetap bisa mengambil manfaatnya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar